Minggu, 14 Desember 2008

Into ur eyes

Lifes doesn’t that simple
Semua ini adalah tentang perjuangan dan ketekunan dalam berusaha. Pertama kali aku tersadar bahwa kesunguhan hati yang diikuti oleh ketekunan sikap dalam merintis suatu mimpi yang pasti akan terwujud setelah tetesan keringat itu. Bapak dan ibu. Kedua orang tua ku. Mereka adalah pelaku hidup nyata dalam kehidupanku yang menunjukkan bahwa keseriusan dan ketekunan adalah kunci dari semua mimpi yang ingin kita raih.
Mereka menunjukkan bagaimana mereka mampu bertahan tanpa pernah selaki pun mengorbankan nama baik kedua orang tua mereka walau Jakarta memberikan banyak tempaan. Tahap demi tahap berhasil mereka wujudkan, walau kadang sifat dasar manusia memberikan dampak toleransi yang buruk. Mereka adalah panutan hidup ku. Dan sampai detik ini mereka berhasil mengantarkan ku sampai titik dimana aku memilki cukup kepercayaan diri walau jujur aku belum mampu sedikitpun menunjukkan kesungguhan ku untuk berjuan hidup selain tetap berusaha untuk selalu mampu menaklukan kemanjaan terhadap fasilitas yang belum bisa ku miliki sampai saat ini.
Senyuman mereka, pelukan hangat saat aku tertidur –aku mampu merasakaan bahkan saat tidak sadarkan diri- , tatapan mata mereka, harapan mereka, keringat mereka, hanya untukku seorang. Tidak ada yang lain. Tuhan, hanya Engkau tujuan hidup ku dan hanya mereka semua ini ku persembahkan.
Rini Rintakawati. Dia adalah bulek ku. Orang pertama yang menunjukkan kepada ku tentang harga dari sebuah perjuangan. Perjuangan untuk orangtua, masa depan dan perjuangan menaklukan ego. Aku mengormati dia dan memangs sudah begitu seharusnya. Perjalanan hidupnya adalah inspirasi ku. Beliau yang membukakan mata ini tentang ketekunan. Tahap demi tahap ia lalui sampai akhirnya 1998 berhasil mendapatkan gelar SE dari FE UNDIP. Saat ini ia mendapatkan tempat sesuai dengan perjuangannya, memiliki keluarga yang sempurna, walau aku tahu keadaan keluarga besar seperti saat in yang sedang terjadi pasti membuatnya sangat tertekan. Tapi ia menangani ini dengan bijak walau kadang terlihat angkuh. Tetapi ia memang keras dengan dirinya. Untuk kesekian kali ia memberitahu bahwa akan terasa lunak kalau kita terbiasa untuk memperlakukan sikap kers kepada diri kita.
Sebelum beliau mencapai semua ini, 2tahun adalah masa pembuktian sejauh mana ketekunan mampu ia pegang. Dan Allah memberikan hadiah di kemudian hari. Pekerjaan yang layak, suami yang hebat, anak yang lucu dan kehidupan yang lebih baik. Aku malu kepada diriku sendiri. Aku tidak pernah mencapai level ketekunan seperti itu.
Setelah beliau, 9tahun kemudian aku menyandang predikat mahasiswa FE UNS. Alvistya Maradidya. Teman pertama ku bersama ita, alvee and windi. Alviz meninggalkan banyak kenangan dan pelajaran yang sangat berharga untu ku. Entah dengan alasan apa dia bersemangat sekali untuk mewujudkan cita-citanya di UGM. Apapun itu, Cuma satu hal yang ku lihat dari sorot matanya beberapa bulan menjelang SPMB 2007, kesungguhan hati dan semangat yangtidak terbendung untuk meraih impiannya. Aku pun berusaha memberikan dukungan sebanyak yang ku mampu. Dan pada akhirnya ketekukan dan kesungguhan itu membuahkan hasil. Alviz, kamu berhasil!! Dan aku pun tersadar kembali bahwa perjuangan itu mutlak dan ketekunan itu adalah kunci dari semua ini.
Semangat ku juga tumbuh, tetapi saltu hal yang ternyata menjadikan kesalahan terbesar dalam hidupku. Sepertinya sampai saat ini semua kesungguhan yang kulakukan hanya untuk membuktikan jati diri ku kepada orang lain dan aku sadar mungkin ini lah kesalahan terbesar. Sampai saat ini aku tidak mampu berjuang untuk kebahagian diri ku sendiri. Aku terlalu sombong dan angkuh untuk mengatakan semua ini bukan untuk orang lain tetapi untuk kehidupan ku sendiri. Hasrat untuk diakui oleh orang laintelah menghilangkan kemurnian niat dan kesungguhan hati. Sampai saat ini pun aku belum mampu untuk menanggalkan itu semua. Bodoh.
Beberapa hari yang lalu Tuhan memberikan lagi kemurahan hainya melalui seorang teman ku. Zuli. Baru bebrapa minngu terakhir aku mengenal dia dan juga vaula plus eliya. She’s smart, dan sudah pasti aku merasa harus mampu melampauinya. Itulah aku, telalu munafik dengan kemampuan diri sendiri. Sampai akhirnya dia mengajarkan kepada ku tenteng kesungguhan dan ketekunan. Analisis input-output. Dia mempelajari mulai dari nol, sama seperti aku, tetapi hasilnya berbeda. Apapun alasannya, apakah dia berdalih bahwa ini hanya karena adanya paksaan dari dosen, yang jelas zuli mengerjakan ini denagn segenap kesabaran dan ketekunannya. Dan aku yakin, dia pasti mngetahui hikmah dari semua ini dan akan memperbaiki niatnya dari hanya sekedar keterpeksaan. Coz senyum penuh kemenangan dan kepuasan hati hanya akan dapat dipahami oleh orang-orang yang dengan penuh kesungguhan menjalani proses demi proses dalam menyelesaiakan tugas-tugasnya. Zuli, thank you verry much untuk semua pelajaran berharga ini.
Heeeeee yang ini yang paling hebat. Teman tersabar yang pernah ku kenal. Risma. Semester 3 aku mulai mengenalnya dan kadang aku meresa bersyukur Alziv bisa lolos SPMB ke FE UGM. Awal kepindahannya dunia terasa berulang kemas-masa SMA. Hidup tanpa semangat dan tanpa teman. Then i knw her. Mulai dari bisa menerimaku yang super duper egois sampai pada kemampuannya menaklukan urusan kebendaharaan HMJ and ALCOFE. Aku lumayan mengerti seberapa besar komitmen dan ketekunan dia menyelesaikan tugasnya satu per satu dan akhirnya pun dia mampu menyelesaiakannya!!!! Sekarang hanya dia yang mampu meresakan bagaimana rasanya menang dalam pertandingan dengan hasil usahanya sendiri.
Mom, Dad, Le’, Guys, kalian adalah guru terbaik ku. Besar harapan ini untuk mampu mencapai level seperti kalian. Dina, kamu harus selalu semangat. Ini semua untuk kedua orangtua mu dan dirimu sendiri. Begitu banyak orang-orang yang berada dibelakang mu yang selalu mendukung dan memberikan segenap perhatiannya hanya untuk kamu. Terutama kedua orang itu. Bahkan pada saat kamu merasa berjalan sendiri, mereka berdua akan selalu bersama mu sampai kapan pun......


“ saat tak ada lagi tempat untuk mu berteduh dan merasakan kasih sayang, pulanglah nak, kami menunggu mu disini. Untuk mendengarkan engkau bercerita tentang luasnya dunia yang kau lihat. Menunggu sampai pada akhirnya kami meliahat sinar kebahagian terpancar dari sorot mata kecil mu. Berjuanglah nak demi kebahagiaan mu..... “










Tidak ada komentar: