Minggu, 30 November 2008

Cengklik, November 2008

my lovely frenzz......
semangat guys!!!!! 3 weeks, 21 days ahead......
3 assigment + meeting + individual's.

Kamis, 27 November 2008

welcome friends!!!!

wew entri pertama kok serius bgt.... hehehe... :D
akhirnya aku memutukan untuk membuat blog. setelah pertimbangan beberapa tahun, sebagian karena malas ;p maklum masih jadi langganan warnet, jadi agak boros.
heeiiiy guysss!!!! thx for visiting my blog. the story begin from today !!!!!
ni lagi asik banget browsing bareng temen2.... feel different.... ada zuli, vaula and Lee. sebenernya ku lagi moody banget gara2 tugas menumpuk, tapi setelah ku pikir2 y namanya juga mahasiswa... hehheheee... ;p kadang aku lupa dengan jabatan itu :D. deadline jurnal ku juga membuat list kerjaan makin numpuk!!!!!!! ada yang mau bantu???????????
oiya btw udah akhir Nov nie!!!!!! 2008 udah mau habi. makroekonomi masih dalam kondisi yang membuat ku deg2kan, maklum ortu bukan PNS. i hope it's getting better soon. hari ini Dollar mulai turun ke Rp 12.214.
Tumben Solo g hujan hari ini. udah dipanggil schedule nie, c u later guys!!

yuniati_

asimetris informasi

Hypermart yang merupakan salah satu giant market yang selama hampir 3 tahun ini selalu menjadi pilihan saya untuk berbelanja. Maklum di daerah tempat saya melanjutkan kuliah , hypermart memilki market share yang cukup luas, atau bisa dikatakan memonopoli giant market di wilayah ini. Beberapa pesaing seperti Carrefour, goro assalam berada di luar wilayah administrative.
Punya orangtua yang pengertian, baik plus sabar kadang membuat ku tak mampu untuk menolak permintaan beliau. Almost in every month, titipan kebutuhan rumah tangga selalu mampir ke HP ku and hypermart lah yang akhirnya menjadi sasaran tembak ku…. ;p . naïf kalau gengsi bukanlah salah satu dari beberapa alasan saya mamilih bernelanja di Hypermart, namanya juga anak muda… walau pun saya sendiri adalah mahasiswa ekonomi jurusan Ekonmi Pembangunan heheheheeee……
Well, setiap saya pergi ke Hypermart entah mengapa saya selalu teringat pasar tradisional di dekat rumah yang hanya buka 2 hari dalam seminggu tanggalan jawa, yaitu wage dan pahing. Komoditi yang selalu menarik perhatian ku adalah minyak goreng… cukup menarik menurut ku… harga minyak goreng refill 2lt yang sering saya beli, di pasar tradisional itu berkisar antara Rp 25.000 – Rp 26.000 . kita tidak bisa memilih merk, ya Cuma manut sama apa yang dibawa sama penjualnya. Padahal selama 3th mengamati ternyata saya menyadari bahwa ada perbedaan harga yang cukup jauh. Untuk refill minyak goreng 2lt di hypermart kita dapat menemukan dengan kisaran harga Rp 19.000 – Rp 28.000!!!! banyang kan dengan pilihan harga di pasar tradisiona !!!.
Let’s we put out the barrier (distance) and wondering what will happen if market like hypermart was near our home….. masih mau belanja di pasar????? Hmmm I call it globalization… siapa yang bilang globalisasi itu adalah terbukanya seluruh informasi???? Yang ada semakin membesar kapaitas pasar dan kita (konsumen) tidak mampu lagi memperoleh informasi yang simetris seperti yang dimilki produsen. Ya cukup senang dengan berita ini, karena paling tidak ada harapan saya bisa menghemat lebih banyak rupiah, tetapi apa yang terjadi dengan pasar tradisionaal??
Asimetris information. Topic yang cukup dalam dibahas oleh ekonom besar dunia seperti Stiglitz. Pada kerangka makro global perdagangan dunia, saya cukup setuju untuk menyalahkan informasi asimetris sebagai penyebab inefisiensinya pasar. Tetapi dengan melihat hal-hal diatas terkadang sesuatu menggelitik difikiran ku dan tiba-tiba saya berkata “Alhamdulillah kita tercipta dengan segala keterbatasan” termasuk keterbatasan dalam mendapatkan informasi. Dalam hal ini pasar tradisional tersebut sangat tertolong dengan adanya informasi yang tidak simetris. Bukan hanya karena jarak yang menjadi pembatas, karena saat ini tidak ada alasan untuk sebuah jarak memberikan suatu pengaruh yang signifikan dalam memngambil sebuah keputusan.
Saya sangat setuju dengan ekonomi irrasional yang saat ini mulai dipelajari diperguruan tinggi terkenal dunia seperti Harvard. Ekonomi irrasional yang menurutku adalah tindakan ekonomi yang malah sangat rasional. Saat dimana kita dengan akal sehat dan dengan hati penuh rasa ikhlas membeli minyak goreng dari seorang nenek di pasar tradisional dengan niat baik untuk sekedar membantu meringankan beban dia hari ini tanpa memikirkan uang yang kita keluarkan akan lebih banyak dari pada jika kita pergi ke swalayan. Tidak harus berkedok ekonomi Islam untuk memasukkan unsur niat dan rasionalitas dalam suatu tindakan.



YUNIATI DINA ASTUTI
12 september 2008
dee_090688@yahoo.co.id
yuniati09@gmail.com